
Sudah bukan rahasia lagi kalau di sebagian rekaman lagu-lagu rock terhimpun pesan-pesan tersembunyi. Sebagian beranggapan itu merupakan pesan dari alam kematian. Ada juga beranggapan kalau itu sekadar mencari sensasi. Entah yang mana yang benar. Satu hal yang pasti, bahwa ada pesan tertentu di balik musik-musik rock, tidak bisa dimungkiri.
Sebagai penggemar The Beatles, saya cukup mengetahui sejumlah rahasia di balik hidup mereka maupun rekaman mereka. Dari penolakan perusahaan rekaman Decca (di antaranya banyak merekam lagu-lagu Elvis Presley; tidak percaya, silakan ke toko kaset/CD), sampai popularitas lagu Yesterday yang memiliki lebih dari dua ribu versi. Dari kehidupan mereka di Hamburg, sampai bubarnya mereka, sedikit banyak saya ketahui.
Rekaman di awal karier mereka memang tidak terlalu menakutkan bagi saya. Tahun 1962--1965 masih saya anggap cukup aman dikonsumsi. Hanya saja, saya mulai agak cemas di Rubber Soul. Nuansa India yang mulai merasuk di album keluaran 1965 itu sudah terasa, seperti pada Norwegian Wood. Lalu lirik Run For Your Life juga cenderung kasar (You'd better keep your head little girl/Or you won't know where I am/You better run for your life if you can little girl/Catch you with another guy that's the end up, little girl), meskipun In My Life menghadirkan nuansa yang cenderung lebih hangat. Belum lagi memasuki album Revolver (1966) yang konon ditulis dalam keadaan mabuk obat-obatan (namun, berhasil menghasilkan salah satu lagu manis berjudul Here, There and Everywhere).
Adapun yang disebutkan Sdr. Hai Hai dalam komentarnya pada Nn. Raissa, sebenarnya bukanlah pada lagu Imagine, melainkan Revolution 9. Pada lagu tersebut, sebenarnya tidak bisa disebut lagu juga karena faktanya tidak terdiri dari lirik apa pun dan cenderung seperti pita kusut, diucapkan berkali-kali "Number nine, number nine, number nine," yang kalau dibalik berbunyi "Turn me on, dead man". Adapun Revolution 9 itu tampaknya memang diprakarsai oleh John Lennon, meski labelnya Lennon-McCartney. Lagu, ah, trek tersebut terdapat di album The Beatles yang dikenal juga dengan White Album, keluaran 1968.
Masih pada album yang sama, kaset kedua -- White Album dihadirkan sebagai album dobel kaset atau dobel CD pertama The Beatles -- tepatnya pada lagu Black Bird, bila diputar secara terbalik, akan terdengar, "Paul is dead, miss him, miss him". Kala itu, memang santer diisukan kalau Paul McCartney sudah meninggal. Malah sempat menjadi sampul depan sebuah majalah. Isu itu kemudian diperkuat dengan sampul album Abbey Road (1969), di mana The Beatles menyeberangi jalan dengan Paul McCartney tidak mengenakan sepatu. Kabarnya, di Inggris orang yang meninggal dimakamkan tanpa memakai sepatu (kebenaran ini masih membingungkan saya).
Masih ada pula hal yang aneh dari The Beatles. Pada album Sergeant Peppers' Lonely Hearts Club Band, album yang diakui sebagai yang terbaik di blantika musik rock sepanjang masa karena kekayaan aransemennya, kita bisa menemukan sesuatu yang mirip mantra di bagian akhir lagu A Day In A Life. Agak lama setelah lagu itu berakhir, "mantra" tersebut muncul. Namun, ketika membalik pita kaset, saya tidak kunjung menemukan sesuatu sehingga tidak bisa berkomentar lebih panjang tentang hal itu.
Adapun pada lagu Imagine, yang termuat pula dalam album Lennon Legend, lirik yang jelas-jelas pantas ditentang adalah imagine there's no heaven/no hell below us/above us only sky. Saya tidak menemukan indikasi adanya nada-nada aneh yang bila diputar secara terbalik akan menghasilkan efek seperti pada Revolution 9. Tidak tahu dengan lagu-lagu lain, tapi saya pun menangkap nuansa yang dingin dan mengerikan tatkala mendengar lagu-lagu di album tersebut. Sebut saja, misalnya, Mind Games. Tidak heran bila saya cenderung menjadi penggemar Paul McCartney daripada John Lennon. (Yang jelas, Jesus Christ Superstar, saya kira bukan ditulis oleh John Lennon.)